Konflik merupakan sesuatu yang wajar. Dalam hubungan antar manusia, konflik adalah sesuatu yang sehat selama tidak merasuk wilayah pribadi. Misalnya konflik tentang pekerjaan, bisnis dan lainnya. Dalam sejarah Indonesia, kita mengenal konflik-konflik yang berujung pada penjara antara penguasa dengan lawan politik. Namun jika diperhatikan, hal ini tidak sampai masuk pada hubungan pribadi. Mereka tetap menjalin kedekatan personal meskipun salah satunya pernah memenjarakan lawannya karena berbeda pandangan.

Demikian pula dalam dunia kerja . Bisa jadi Anda pernah punya konflik dengan atasan mengenai suatu hal sehingga mengganggu pekerjaan. Bisa jadi rekan kerja Anda memiliki gesekan terhadap Anda sehingga tidak mau bertegur sapa. Atau Anda punya masalah dengan anak buah Anda sendiri. Apapun konflik tersebut, sebenarnya bisa dikelola sehingga pekerjaan tetap produktif. Dan konflik pun bisa juga dihindari.

Apa saja yang harus dilakukan agar Anda terhindar konflik dengan tim kerja Anda?

Terbuka dari awal
Seringkali konflik terjadi karena kedua belah pihak tidak terbuka dari awal. Biasanya ini terjadi pada urusan bisnis, namun di dunia kerja pun hal ini juga sering terjadi. Anda harus mengemukakan sejelas-jelasnya kepada tim Anda atau rekan kerja di luar departemen Anda mengenai suatu hal. Contohnya, jika ada sebuah proyek baru di mana pihak yang berhasil menggolkannya mendapat marketing fee atau komisi, potensi konfliknya adalah ketika proyek tersebut benar-benar berhasil digolkan dan ternyata pihak yang menjadi perantara tersebut hanya mendapat komisi lima persen. Padahal sebelumnya ia di kantor lain mendapat 10 persen. Tentu saja ini akan menimbulkan potensi berkonflik.

Memperjelas tanggung jawab
Jika ada pekerjaan yang harus dilakukan bersama, baik per tim maupun per anggota tim, perjelaslah siapa bertanggungjawab terhadap apa, dan siapa yang bertanggujawab terhadap siapa. Jika abu-abu, ketika ada masalah akan terjadi saling melempar tanggung jawab. Ini yang patut dihindari. Kalau perlu, buat perjanjian yang tertulis baik melalui hardcopy maupun melalui email yang ditembuskan ke atasan. Ini demi menjaga agar hubungan kerja tetap berjalan harmonis.

Kontiniu mengontrol
Dalam bekerja, terlepas apakah Anda berada di posisi manajerial ataupun supervisor, tentunya Anda berupaya untuk ikut membangun tim kerja yang profesional , dan diminta manajemen untuk bertanggungjawab terhadap suatu proyek. Lalu Anda mendelegasikan pekerjaan tersebut ke anggota tim dan setelah itu Anda tidak pernah mengontrol progress-nya.Nantinya ketika ada yang bermasalah di dalam pengerjaan proyek tersebut, tentu yang disalahkan pertama kali adalah Anda. Dan Anda lalu “meneruskan” kesalahan tersebut kepada anak buah Anda. Tentu saja mereka tidak mau menerima. Anda akan dianggap sebagai pimpinan yang tidak bisa mem-back up ¬anak bawahan, bahkan hanya mau “lempar batu sembunyi tangan”. Bukankah itu adalah karakter yang sangat buruk? Oleh karena itu, Anda harus terus menerus mengontrol pekerjaan bawahan Anda agar berjalan sesuai rencana dan terhindar dari konflik.

Komunikasi personal
Anda sudah merasa tidak nyaman dengan salah satu rekan kerja. Sejauh ini hubungan terus memburuk dan tentu berpengaruh terhadap produktifitas dalam bekerja. Daripada membawanya ke rapat terbuka, di mana nantinya bisa memperlebar konflik, lebih baik ajaklah berbicara berdua. Utarakan ketidaksukaan Anda terhadap rekan tersebut tanpa membawa-bawa urusan pribadi. Sebab bisa jadi sifat pribadi seseorang tidak selalu berhubungan dengan tingkat profesionalitasnya. Barulah setelah mentok, tidak bisa diubah, di bawa ke rapat manajemen. Potensi konflik mungkin ada, tapi potensi perbaikan juga tidak kalah besarnya.

Tips-tips di atas memang perlu Anda cermati berdasarkan konteksnya. Pada dasarnya setiap manusia sedang berteman dan menghindari persoalan dan gesekan apalagi terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya setiap hari. Oleh karena itu, hindari konflik sebisa mungkin.