Dalam meniti karir, banyak orang yang terjebak diantara dua pilihan, memilih untuk bekerja keras atau bekerja cerdas. Lalu manakah yang sebaiknya dipilih?
“Saya sudah bekerja lembur setiap hari, tapi perusahaan tidak menghargai saya!”
“Hampir tiap hari saya keluar kantor untuk mencari klien, tapi memang hasilnya belum ada. Tiba-tiba saya diberhentikan sepihak oleh perusahaan.”
“Teman kantor saya datang sering terlambat, pulangnya cepat. Tapi dia malah dipromosiin!”
“Tidak adil, masak yang kerjanya sampai malam, all out, tapi tidak dapat bonus akhir tahun!”
Pernah mendapat curhatan teman kantor seperti di atas? Atau Anda pernah mengeluh tentang hal-hal di atas? Jangan khawatir! Anda tidak sendiri. Banyak orang yang merasa diperlakukan ‘tidak adil’ oleh perusahaan. Gaji yang naiknya tidak lebih dari lima persen per tahun, bonus yang tidak pernah didapat, serta apresiasi yang kurang terhadap kotribusi membuat para karyawan akhirnya menurun produktifitasnya.
Benarkah perusahaan tidak adil? Atau lebih tepatnya, benarkah Anda sudah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perusahaan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus memahami dulu apa perbedaan antara bekerja keras dengan bekerja cerdas (efektif). Secara harafiah, bekerja cerdas atau efektif adalah memanfaatkan waktu yang sedikit untuk menghasilkan kontribusi yang besar. Sementara bekerja keras adalah memanfaatkan waktu yang banyak untuk menghasilkan kontribusi yang sedang. Berbicara mengenai efektifitas, ada baiknya kita mengenal terlebih dulu tentang hukum Pareto.
Dikutip dari situs majalah Forbes.com;
The Pareto Principle is very simple, yet very important. It is named after Italian economist Vilfredo Pareto, who, in 1906, found that 80% of the land in Italy was owned by 20% of the population. What was most important about Pareto’s finding was that this 80/20 distribution occurs extremely frequently. For example, in general, 20% of your customers represent 80% of your sales. And 20% of your time produces 80% of your results. And so on.
The Pareto Principle, or “80/20 Rule” as it is frequently called today, is an incredible tool for growing your business. For instance, if you can figure out which 20% of your time produces 80% of your business’ results, you can spend more time on those activities and less time on others. Likewise, by identifying the characteristics of the top 20% of your customers (who represent 80% of your sales), you can find more customers like them and dramatically grow your sales and profits. (http://www.forbes.com/sites/davelavinsky/2014/01/20/pareto-principle-how-to-use-it-to-dramatically-grow-your-business/)
Hukum Pareto menjelaskan jika 80 persen dari waktu Anda menghasilkan 20 persen pertumbuhan bisnis, ini disebut dengan bekerja keras. Kalau bekerja efektif, kebalikannya. Dari 20 persen waktu yang dialokasikan, bisa menghasilkan 80 persen pertumbuhan bisnis. Bagi mereka yang terlihat kurang bekerja keras di kantor, seperti datang terlambat namun pulang lebih dulu namun tetap mendapat promosi jabatannya, bisa jadi mereka adalah orang yang menghasilkan 80 persen profit dari 20 persen waktu yang dialokasikan.
Oleh karena itu, hilangkan pola pikir lama yang mengharuskan Anda bekerja keras. Anda tidak butuh bekerja dari pagi sampai malam lalu datang pagi lagi. Yang perlu Anda lakukan adalah bagaimana cara memanfaatkan waktu delapan jam yang dimiliki selama di kantor namun bisa memberikan hasil yang sama seperti kalau Anda bekerja 16 jam. Itulah bekerja efektif, atau yang dikenal dengan istilah kerja cerdas. Lalu bagaimana cara memulai kerja efektif?
Pertama, petakan waktu yang selama ini Anda lakukan di kantor. Misalnya, saat masuk kantor, apa yang pertama kali dilakukan? Dan butuh waktu berapa lama? Membaca dan membalas email yang masuk, melakukan penelusuran (browsing) yang berhubungan dengan industri yang dikerjakan, melayani klien, menyusun strategi pemasaran, melakukan rapat, bertemu vendor dan sebagainya. Setelah itu, ukur secara kuantitatif apakah yang Anda kerjakan tersebut bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan bisnis perusahaan. Jika tidak ada, atau hanya sebagian kecil, maka persingkat waktunya dan perbesar durasinya khusus untuk kegiatan yang bisa mendatangkan keuntungan finansial bagi perusahaan.
Kedua, rencanakan apa yang akan Anda lakukan. Ini jelas dapat menghemat banyak waktu. Jangan sampai Anda tidak tahu secara pasti apa yang harus dikerjakan saat berada di kantor. Dengan merencanakan, Anda bisa meminimalisir kegiatan-kegiatan yang tidak penting yang bisa memperlambat tercapainya tujuan-tujuan perusahaan.
Selamat bekerja efektif!