Bagi seorang fresh graduate, persaingan dunia kerja dan profesi sering kali menjadi kendala tersendiri. Namun beberapa hal berikut bisa menjadi panduan untuk menghadapi persaingan tersebut.
Sebagai seorang karyawan baru, ada baiknya Anda melakukan tujuh kebiasaan positif di bawah ini. Mengapa demikian? Sebab kultur di perusahaan baru ini sudah baku, melekat dan bahkan menjadi “jiwa” setiap orang yang bekerja di dalamnya. Kalau Anda sebelumnya bekerja di korporat, tentu memiliki kultur yang berbeda saat bekerja di agensi. Anda yang selama ini meniti karir di industri kreatif, tentu harus menyesuaikan diri saat pindah ker ja ke industri minyak. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak saja dari sisi kultur maupun industrinya, melainkan juga termasuk pola kerja, cara berpikir para pimpinannya, jalur komunikasi, jam kantor, beban kerja, dan tentu saja tingkat stressnya.
Apa saja tujuh kebiasaan positif yang harus dilakukan bagi Anda yang baru saja memasuki dunia kerja dan profesi?
Istilah “kepo” merujuk pada seseorang yang selalu ingin tahu tentang sesuatu. Dalam beberapa hal, sifat ini sangat mengganggu dan dianggap tidak sopan. Namun dalam konteks bekerja di perusahaan baru, Anda justru harus sering-sering menanyakan sesuatu yang menurut Anda masih asing. Tanyakan pada atasan maupun rekan kerja. Mereka pasti dengan senang hati menjawab asalkan Anda melihat momen-momennya, misalnya saat jam istirahat atau sedang santai. Tanyakan saja apa yang sedang mereka kerjakan dan tawarkan bantuan kalau mereka butuh. Orang akan senang jika Anda menawarkan bantuan dan dengan rela mereka berbagi pengalaman tentang pekerjaannya. Ini akan menambah wawasan Anda sebagai seorang profesional.
Biasanya karyawan baru belum terlalu banyak dibebani pekerjaan, terutama pada level junior. Karyawan baru datang ke kantor, duduk, membaca atau membalas email, dan setelah itu melamun karena tidak ada (atau tidak tahu) apa yang harus dikerjakan. Karena itu, ada baiknya Anda berinisiatif mencari tahu lebih dalam lagi tentang industri perusahaan Anda, servis dan produknya, lalu buatlah rencana kerja yang nantinya bisa Anda tawarkan kepada atasan dan tim. Bisa jadi selama ini departemen Anda melakukan pekerjaan as usual, tidak ada yang baru, hanya menjalankan sistem yang sudah berjalan selama puluhan tahun. Dengan kehadiran Anda sebagai orang baru, maka perusahaan berharap Anda bisa memberikan ide-ide baru terkait dengan pola kerja maupun sistem di dalam tim Anda.
Anda pasti akan diikutsertakan dalam rapat. Jangan diam saja! Bicaralah! Jika Anda masih bingung apa yang harus diutarakan, tanyakan pada atasan Anda apa topik rapat yang akan dibahas. Mintalah briefing ringkas mengenai rapat tersebut, lebih bagus jika ada notulensi pada rapat sebelumnya sehingga Anda bisa pelajari terlebih dulu. Lalu sebelum rapat berlangsung, misalnya H-1, cobalah susun beberapa saran dan ide terkait topik. Semakin banyak bahan yang Anda miliki untuk diskusi, maka Anda akan semakin dinilai kredibel di mata manajemen.
Biasanya setiap kantor ada komunitas-komunitas yang dibentuk untuk kebersamaan antar karyawan. Misalnya komunitas olahraga, komunitas sosial, komunitas hobi, komunitas agama dan sebagainya. Bergabunglah di dalamnya dan aktiflah. Anda akan menemukan teman-teman baru di sana. Dan biasanya juga setiap komunitas ada grup WhatssApp. Mintalah admin grup untuk memasukkan Anda ke dalam dan sering-seringlah berkomentar atau posting hal-hal yang bermanfaat di dalamnya.
Terkadang rekan-rekan kerja Anda ingin hang out bersama, misalnya nonton film terbaru di bioskop, nonton konser musik, atau sekedar makan malam bersama. Jika Anda diajak, maka Anda “wajib” ikut. Ini adalah cara untuk mendekatkan diri lebih intens lagi dengan lingkungan kerja Anda. Kalau perlu, Anda yang traktir.
Ini memang terkesan sepele dan cenderung tidak ada hubungannya dengan pekerjaan secara langsung. Namun membelikan jajanan, apalagi menjelang sore saat orang rata-rata sudah mulai lapar lagi setelah makan siang, adalah cara ampuh untuk menjalin hubungan baik dengan sesama rekan kerja. Tidak perlu mahal-mahal, cukup yang murah meriah saja seperti gorengan, jajanan pasar, atau sekedar tukang bakso yang lewat di depan kantor. Sisihkan saja sebagian kecil dari gaji Anda untuk mentraktir teman-teman kantor.
Meski sekarang zamannya sosial media, namun email masih menjadi alat komunikasi efektif untuk membina hubungan positif. Kirimkan beberapa nama yang sudah Anda kenal dengan artikel-artikel bermanfaat. Mereka yang dikirim pasti senang, dan Anda tidak perlu khawatir akan menjadi SPAM. Atau bisa juga Anda berbincang dengan rekan kerja tentang suatu topik, lalu Anda mengirim artikel yang terkait dengan topik tersebut secara personal. Ini sangat baik untuk hubungan kerja yang sehat.