17hu2rx0mh dokter
JALAN PANJANG MENJADI DOKTER

Tulisan ini dibuat untuk mengenang rekan sejawat dr. Dionisius
Giri Samudra yang meninggal saat menjalankan tugas internship

JALAN PANJANG DAN BERLIKU MENJADI DOKTER

Posted by Jeffry Haryanto on 2:11 AM with <a href='http://www.jeffryforaldyharyanto.com/2015/11/jalan-panjang-dan-berliku-menjadi-dokter.
Tulisan ini dibuat untuk mengenang rekan sejawat dr. Dionisius
Giri Samudra yang meninggal saat menjalankan tugas internship. Beliau adalah
adik kelas saya tepat 1 tahun di bawah saya di SMA Kolese Gonzaga, dan walaupun
saya tidak mengenalnya secara pribadi, izinkan saya sebagai seseorang dari
alumni SMA yang sama untuk memberi penghormatan kepada rekan sejawat. Terlepas
dari segala kontroversi atas apa yang terjadi, semoga beliau mendapatkan tempat
yang lebih layak di atas sana.</blockquote>

Jalur yang harus ditempuh untuk menjadi seorang dokter umum
sangat panjang dan berliku. Memasuki kurikulum berbasis kompetensi yang kini dianut seluruh
fakultas kedokteran di Indonesia, jenjang yang harus ditempuh tiap calon dokter
ini tidak begitu banyak berbeda di setiap universitas.</div>

Setelah lulus dari pendidikan SMU/SMA, para calon dokter ini
harus mengikuti ujian seleksi masuk ke fakultas kedokteran negeri atau swasta,
dapat berupa SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), ataupun
seleksi lokal di masing-masing universitas swasta yang memiliki fakultas
kedokteran.<
Setelah diterima di fakultas kedokteran, para calon dokter
ini kemudian akan menjalani pendidikan pre-klini selama kurang lebih 3,5 tahun
(7 semester) di kampus masing-masing. Selama 7 semester ini calon dokter
mengikuti sistem perkuliahan yang berbeda dengan mahasiswa jurusan lain pada
umumnya. Para calon dokter ini menggunakan sistem blok yang sudah didesain
khusus di tiap universitas sehingga semua para calon dokter ini akan mengikuti jadwal
perkuliahan yang sama sehingga diharapkan tiap angkatan akan lulus secara
bersamaan (tidak seperti sistem KRS &#8216;Kartu Rencana Studi&#8217; di mana tiap
mahasiswa dapat mengambil jadwal kuliah yang berbeda-beda sehingga
masing-masing mahasiswa bisa berbeda waktu kelulusannya). Biasanya evaluasi
(ujian) akan dilakukan di setiap akhir blok, dan ujian kumulatif di tiap akhir
semester. Ujiannya pun bermacam-macam, ada ujian tertulis, ujian lisan, dan ujian
praktek klinis. Selama 7 semester para calon dokter ini akan bergelut dengan topik
yang berbeda-beda di setiap bloknya. Jika berhasil melewati 7 semester ini,
para calon dokter berhak menyandang gelar S.Ked (Sarjana Kedokteran).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah melewati 7 semester ini, tibalah masa kepaniteraan klinik.
Di tahap ini para calon dokter disebut ko-as (ko-asisten). &nbsp;Tahap ini (jika lancar) biasanya akan berjalan
selama 2 tahun. Pada tahap ini para calon dokter akan berada di rumah sakit,
berhadapan langsung dengan organik di rumah sakit seperti pasien, dokter,
konsulen, dan perawat. Para calon dokter ini akan dirotasi di tiap-tiap bagian
(stase) di mana terdapat kurang lebih 14 stase yang harus dilalui koas : bedah,
penyakit dalam, anak, obstetri dan ginekologi, kulit, syaraf, mata, forensik,
anastesi, radiologi, gigi &amp; mulut, ilmu kesehatan masyarakat, dan kejiwaan.
Tiap stase bervariasi waktunya, ada yang berlangsung selama 5 minggu, ada pula
yang 8-10 minggu. Evaluasi biasanya dilakukan di akhir minggu stase dan
ujiannya pun bervariasi pula sama seperti masa pre klinik.


Setelah berhasil melewati kurang lebih 14 stase dalam 2
tahun, perjuangan tidak berhenti di sini. Beberapa dari para calon dokter ini
masih harus melewati ujian akhir di kampus &#8216;Exit OSCE&#8217;, yang singkatnya adalah
ujian praktek lisan tentang bagaimana menghadapi pasien mulai dari menyapa
pasien hingga memberi pengobatan dan edukasi kepada pasien. Tidak di semua
universitas mengadopsi ujian Exit OSCE ini, jadi beruntunglah mereka yang tidak
mendapat ujian ini.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah melewati Exit OSCE ini, barulah para calon dokter
ini memiliki hak untuk mengikuti ujian (lagi) yang diselenggarakan oleh negara,
yang disebut dengan UKMPPD (Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter,
yang dahulu disebut dengan UKDI &#8216;Ujian Kompetensi Dokter Indonesia&#8217;). UKMPPD
ini mencakupi dua jenis ujian, CBT (Computer Based Test), berupa ujian pilihan
ganda yang dikerjakan online melalui computer, dan ujian OSCE (Objective
Structured Clinical Examination) yaitu ujian praktek sama seperti Exit Osce.
UKMPPD ini hanya dilakukan sebanyak 4 kali setahun dengan selang waktu 3 bulan.

Setelah berhasil lulus ujian UKMPPD, perjuangan belum selesai
sampai disitu. Para calon dokter yang sudah lulus ujian ini kemudian berhasil
mendapatkan ijazah dokter mereka dan berhak menggunakan gelar &#8216;dr.&#8217; di depan
nama mereka. Para calon dokter ini kemudian disumpah (Hippocrates Oath / Sumpah
Dokter) dan sudah berhasil menjadi dokter.


Namun kewajiba mereka belum selesai. Mereka masih harus
mendapatkan STR (Surat Tanda Registrasi) yang menunjukkan legalitas mereka
sebagai dokter dan dapat berpraktik secara mandiri. Dan untuk mendapatkan STR
ini, para dokter ini harus mengikuti program Dokter Internship Indonesia yang
berada di bawah Kementerian Kesehatan. Para dokter ini disebar di penjuru
Indonesia selama satu tahun untuk berpraktek di rumah sakit yang mereka pilih,
dengan didampingi oleh dokter pendamping untuk menambah pengalaman mereka.
Tidak jarang para dokter ini pergi ke daerah-daerah pelosok karena hanya di
daerah itu terdapat wahana RS yang bisa ditempati.


Setelah berhasil melalui program internship inilah maka
seorang dokter baru dapat mendapat STR mereka dan bisa bekerja di klinik-klinik
atau rumah sakit.


Bila ditotal, waktu paling cepat untuk seorang dokter bisa
mendapat STR ini sekitar 6,5-7 tahun (bila tidak terkendala hal lain seperti
tidak lulus ujian). Waktu sekitar 7 tahun ini seorang dokter baru mencapai
tahapan ;dokter umum;, jika ingin melanjutkan ke spesialisasi, mereka harus
menjalani pendidikan lebih lanjut yang waktunya bervariasi sekitar 4-6 tahun.


Setelah menyelesaikan spesialis, seorang dokter bisa
mengambil subspesialis. Di tahapan ini seorang dokter akan menjalani masa
pendidikan lagi sekitar 2-4 tahun, dan setelahnya akan mendapat gelar
konsultan, contohnya seorang dokter penyakit dalam yang mengambil subspesialis
di bidang ginjal hipertensi, akan mendapatkan gelar dr. XXX, SpPD, KGH
(Konsultan Ginjal Hipertensi) di mana artinya seorang dokter ini adalah dokter spesialis
penyakit dalam dengan keahlian lebih di bidang ginjal dan hipertensi. 


Melihat hal di atas, masih panjang jalur yang dapat ditempuh
oleh dr. Dionisius Giri Samudra. Seorang dokter <strike>(bukan mahasiswa seperti yang disebutkan oleh menteri kesehatan)</strike> yang di usianya yang masih muda, yang berani memilih dan mengambil resiko untuk berkarya dan mengabdi di daerah perifer yang keras. Namun untungnya, ternyata Tuhan lebih membutuhkan
dia di atas sana.

15 November 2015
Related Articles
2k2xentql5 5 cara lolos masa percobaan kerja
10 November 2015
5 CARA LOLOS MASA PERCOBAAN KERJA

Sungguh senang rasanya bila kita berhasil diterima kerja di perusahaan yang kita idam-idamkan? Namun ketika kita mulai memasuki dunia kerja, ada satu lagi ujian yang harus kita hadapi, yaitu masa probation atau masa percobaan kerja!

6w5ihsh2d1 productivity
18 November 2015
KRITERIA KARYAWAN PRODUKTIF

Sebagai job seeker, selain harus lebih sering melakukan evaluasi diri, Anda juga harus mengetahui bahwa ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh setiap kandidat