Tips Menjawab 'Pertanyaan yang sering ditanyakan dalam wawancara pekerjaan'
Pertanyaan yang sering ditanyakan dalam wawancara pekerjaan
Situasi pertama
Situasi kedua
Pewawancara: Jelaskan kelebihan apa yang anda miliki?
Ria: Kelebihan saya yang bisa menjadi poin lebih saya pikir adalah bersosialisasi. Saya memiliki banyak sahabat dan teman baik itu di dunia nyata maupun di jejaring sosial. Saya tidak tahu apakah ini menjadi poin dan kelebihan saya, yang jelas kelebihan ini yang menuntun saya untuk naik jenjang karir di perusahaan sebelumnya.
Pewawancara: Bagaimana dengan kekurangan anda? Apa kekurangan yang ada pada diri anda?
Ria: Saya pikir setiap orang memiliki kekurangan, begitupun dengan saya. Kekurangan saya yang mungkin menjadi bahan evaluasi adalah nekat.
Pewawancara: Maksudnya?
Ria: Ya dalam situasi yang terdesak terkadang saya dituntut untuk membuat keputusan. Di saat itulah saya biasanya mengambil keputusan yang diluar dugaan. Seperti pada saat saya ditunjuk sebagai project manager untuk acara konser peduli Padang, beberapa artis yang saya hubungi ternyata membatalkan kerjasama dengan kami, padahal pembatalan mereka hanya selang lima hari sebelum acara. Karena hanya tersisa enam pendukung saja, saya kemudian berinisiatif untuk mengundang beberapa bupati yang terkena bencana untuk datang menghadiri acara. Ide ini awalnya ditentang oleh banyak kalangan karena mereka khawatir waktu yang mepet membuat mereka tidak mau datang. Saya coba yakinkan mereka tentang pilihan dan kemungkinan-kemungkinan yang akan saya ambil. Dan tak disangka, bukan hanya satu bupati saja yang hadir pada acara tersebut, ada tiga bupati yang hadir dan ikut memberikan dukungan untuk acara kami....
***
Pada dasarnya pertanyaan ini sebenarnya ingin mengetahui seberapa besar kelebihan kita. Karena itu menjawab kelemahan dengan bijaksana adalah kunci untuk bisa menarik perhatian pewawancara untuk melihat diri kita sebagai pribadi yang mampu mengatasi kelemahan seperti ini.
Sebagai contoh dalam mengerjakan tugas kita seringkali terlambat mengumpulkan, kalau sudah begini alasan yang baik dan memberikan nilai positif bisa kita ungkapkan kepada pewawancara.
“Ya, saya memang sering terlambat mengumpulkan tugas, namun hal ini adalah semata-mata saya adalah orang yang perfectionist dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dalam pengumpulan tugas saya seringkali berdekatan dengan tenggat deadline.”
Contoh lain, bila kelemahan yang kita miliki adalah tidak bisa multitasking dalam bekerja, maka kita bisa menjawab dengan positif tentang alasan kita tidak bisa multitasking.
“Ya Pak, dikarenakan saya adalah orang yang fokus menuntaskan pada satu bidang pekerjaan, maka saya tidak bisa melakukan lebih banyak pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk membuat pekerjaan saya berkualitas dan sempurna.”
Jawaban di atas bisa kita ungkapkan langsung kepada pewawancara dengan menyertakan alasan positif dibalik kelemahan kita. Hal ini akan menjadi pertimbangan sendiri bagi pewawancara untuk melihat diri kita adalah pribadi yang bisa menanggulangi kelemahan atau memang kita hanya pribadi yang lemah.
Prinsipnya dalam menjawab kelemahan yang kita miliki kita harus bisa meyakinkan pewawancara dengan membalikan kelemahan menjadi sesuatu yang positif dan bernilai. Dalam hal ini usahakan kita tidak menjawab dengan mencari-cari jawaban yang terkesan dibuat-buat karena pewawancara bisa saja mengembangkan pertanyaan ini lebih spesifik dan mendalam. Kalau sudah begitu kita sendiri yang nantinya bisa terjebak oleh jawaban yang sudah kita kemukakan.