Ada beberapa Perusahaan yang kesulitan menangani adanya perubahan generasi dalam Perusahaannya. Untuk informasi lebih lanjut silahkan baca artikel berikut.
Saat ini setidaknya dikenal ada 5 generasi, namun ada 4 generasi yang berada di dunia kerja, yakni Baby Boomer, Gen X, Y, dan Z. Sedangkan Generasi Alpha yang lahir pada tahun 2010 hingga sekarang, secara usia masih belum masuk dalam dunia kerja. Setiap generasi ini memiliki karakteristik berbeda yang tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dalam mengelola pribadi-pribadi dalam setiap generasi.
Generasi Baby Boomer (1946 - 1964)
- Generasi ini merupakan generasi yang lahir setelah dunia mengalami perang dunia II, dimana porak poranda oleh kedahsyatan perang dunia II tersebut. Generasi ini ikut berkontribusi dengan melonjaknya pertumbuhan penduduk, apalagi adanya anggapan jika banyak anak akan mendatangkan banyak rejeki;
- Generasi ini juga dikenal dengan etos kerja yang tinggi (pekerja keras), mungkin saja hal ini dihadapkan akan situasi dunia yang baru menggeliat lagi setelah dihancurkan oleh situasi perang dan juga beberapa negara juga mengalami kemerdekaannya sehingga banyak negara yang juga mulai membangun dari situasi baru merdeka;
- Gagap teknologi, mau tidak mau anggapan ini melekat pada generasi Baby boomer ini karena memang teknologi, khususnya teknologi digital yang berbasis AI berkembang pada kurun dekade ini, sehingga generasi ini mengalami kesenjangan teknologi yang terkadang membuat dunia kerja frustasi dalam mempekerjakan generasi era ini;
- Loyalitas, disiplin dan menjaga norma sopan santun masih menjadi pegangan dalam budaya kerja generasi era ini. Seorang pekerja atau karyawan akan dinilai dari prinsip-prinsip ini jika akan di promosi atau dipekerjakan di perusahaan yang dimiliki oleh generasi baby boomer;
- Namun generasi era ini dapat dikatakan sebagai generasi yang mapan, baik dari sisi ekonomi maupun dalam dunia kerja karena banyak yang menjadi pemilik perusahaan maupun pimpinan perusahaan, sehingga penerapan teknologi terkadang menjadi kendala jika ditawarkan kepada para pimpinan perusahaan yang notabene tergolong generasi tua ini.
Generasi X (1965 - 1976)
- Generasi ini ditandai dengan dimulainya era teknologi, seperti komputer, namun belum mengenai internet, wifi, maupun ponsel apa lagi smartphone
- Merekalah yang saat ini harus dengan bersusah payah beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital pada era saat ini
- Dalam dunia kerja saat ini, mereka-mereka adalah generasi matang dalam pekerjaannya, bahkan perkembangan teknologi saat ini banyak yang dipelopori oleh generasi X ini walaupun mereka juga masih familier dengan perangkat manual sebelum teknologi digital ini dikenal
- Generasi ini masih menghargai etika, sopan santun dan moral, baik dalam kehidupan sosial, bermasyarakat maupun etika kerja
- Semangat kerja sebagai entrepreneur (berwiraswasta) tidak sebesar generasi Y atau Z, generasi ini cenderung untuk bekerja sebagai pegawai. Pendapatan tetap dan teratur setiap bulan serta jaminan pensiun menjadi idaman pada generasi ini (misalnya pegawai negeri, pekerja kantoran,TNI-Polri) yang tentunya sudah bukan menjadi idaman generasi saat ini.
Generasi Y (Millenial) (1977 - 1995)
- Generasi ini update dan gandrung dengan perkembangan teknologi untuk kebutuhan kerja karena generasi ini bertumbuh berbarengan dengan perkembangan teknologi digital, walaupun masih mengalami berkirim surat dan kartu lebaran/natal via kantor pos;
- Generasi era ini banyak yang terpicu akan kesuksesan generasi era Y yang sukses membangun startup sehingga generasi Y (Millennial) ini cenderung lebih tertarik menjadi wiraswasta ataupun pengusaha; Namun sayangnya etos kerja mereka dalam membangun usahanya kebanyakan ingin berjalan secara instant;
- Generasi Y ini bertumbuh berbarengan dengan berkembangnya berbagai platform media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya, hal ini menjadikan interaksi sosial mereka banyak berkembang melalui medsos tersebut, sehingga interaksi sosial secara fisik jauh berkurang;
- Generasi Milenial senang jika diberi kebebasan bekerja dan tidak monoton, misalnya kebebasan dalam waktu, aturan, pakaian, maupun fleksibilitas dalam menyelesaikan tugas asalkan target pekerjaan yang ditetapkan dapat dipenuhi, hal ini dapat dibuktikan dalam masa pandemi ini yang menuntut pekerjaan harus dilakukan dari rumah (WFH), ternyata mereka-mereka dari generasi Y ini lebih siap dan senang menghadapinya.
Generasi Z (1996 - 2010)
- Lahir antara pertengahan 1990-an dan awal 2000-an, banyak generasi Z yang telah lulus dari perguruan tinggi dan mulai memasuki dunia kerja. Pemahaman mereka tentang dunia kerja tentu tidak dapat dibandingkan dengan generasi sebelumnya;
- Saat ini, generasi Z tumbuh sebagai generasi yang sepenuhnya mobile atau terhubung secara digital. Bahkan, generasi Z memiliki budaya termasuk bahasa dan perilaku mereka sendiri yang dianggap lebih selaras dengan anggota generasi Z lain, daripada dengan anggota yang lebih tua atau generasi sebelumnya;
- Bagi perusahaan yang ingin merekrut generasi Z, penting bagi kamu untuk mengetahui perilaku mereka serta memposisikan perusahaan lebih baik untuk menarik bakat generasi Z. Jika hal tersebut dapat dilakukan dengan baik, pengelolaan generasi Z dalam dunia kerja akan berjalan efektif;
- Dalam dunia kerja, tentunya Generasi Z akan banyak berhubungan dengan Generasi X dan Y. Jika pimpinan atau owner perusahaan dari Generasi Y, tentunya bukan menjadi sesuatu yang sulit untuk menghadapi atau dihadapi karena perbedaan generasi belum begitu jauh, namun jika pimpinan atau pemilik usaha adalah Generasi X dan bahkan Generasi Baby Boomer, maka karakteristik Generasi Z ini akan bisa menghadapi kendala;
- Etika sopan santun seperti era Generasi Baby Boomer dan X tentunya akan menjadi kendala yang paling terasa jika menghadapi Gen Z ini, biasanya dalam dunia kerja, maka Generasi Z ini yang lebih memilih untuk tidak mau bergabung dalam perusahaan atau situasi kerja yang menuntut hal-hal etika dan sopan santun dengan standar tempo dulu.
Generasi Alpha (2010 - Sekarang)
- Generasi ini sudah mendapatkan penamaan yang baru, walaupun dalam dunia kerja, generasi ini belum masuk dalam bursa kerja, tentunya kedepan, bagaimana karakteristik dan gaya hidup generasi ini juga akan menjadi tantangan tersendiri bagi seorang HR di sebuah perusahaan.
Perbedaan generasi dan budaya yang mempengaruhinya tentunya menjadi suatu dasar dalam menyikapi kesenjangan generasi ini.
Dilansir melalui Society for Human Resource Management (SHRM), seorang HR Manager dari Golden Books, Brian Formato berbagi pengalaman bagaimana perbedaan generasi membawa progress kantornya mengalami penurunan.
Jennifer Deal, senior research scientist Center for Creative Leadership, mengatakan bahwa sebagian besar generational conflict disebabkan oleh keinginan generasi muda dan senior untuk didengar dan dihormati.
Bagaimana menurutmu? Kira-kira bagaimana HR dapat mengatasi tantangan ini?
Temukan jawabannya di webinar "HR Expert Room: Managing Conflict in Generational Diversity" bersama Yanuar Kurniawan, HR Professional (VP Organization & Talent Development Lazada Indonesia).
Link pendaftaran: bit.ly/HRExpertRoom